Memerah ASI dengan cara Tradisional

Pernah gak mom, kebayang kalo harus memerah asi pake tangan? yes, ini yang saya lakukan hari ini mom. Memerah asi secara tradisional menggunakan tangan. Jadi kejadian ini bermula ketika pagi-pagi sudah ada drama yang terjadi pada saya. Ketika lagi asik-asiknya nyuci sparepart pumping buat dibawa ke kantor ,tiba- tiba bagian dari breastpump saya yang bernama valve itu jatuh. Dan kayak ditarik sama medan magnet dia masuk ke saluran pembuangan yang gak punya saringan. Awalnya sih masih tenang aja,paling masih bisa di ambil kann saya pikir. Tapi ternyata, dia mengikuti arus yang mengalir sampai tak terlihat hwaaaaaa.*nyesekkk makkk

Jadi ketika mencuci breastpump kita harus melepaskan bagiannya satu per satu. Saya menggunakan breastpump Unimom Mezzo manual dimana ketika dilepas terdiri dari 7 bagian, yaitu : Valve, diafragma, bantalan silicon, tuas, badan corong, tutup corong dan botol penampung. Nah, valve ini adalah bagian paling kecil dari sekian bagian yang ada. fungsinya memastikan aliran asi mengalir satu arah ke botol penampung. Daaann kalo bagian ini gak ada, maka asi tidak bisa terhisap sama sekali.

Jadi hari itu dengan tabah saya berangkat ke kantor sambil tetap membawa perlengkapan pumping saya tanpa valvenya. Saya sih sebenarnya masih santai, karna kebetulan saya kenal salah satu online shop di jogja yang menjual sparepart tersebut. Tapi ternyata semesta sedang tidak mendukung saya hari ini, mba-mba nya gak bisa COD pagi *gekkkk. Jadi ketika waktu pumping tiba,drama kedua dimulai.

Yup, saya pumping menggunakan cara tradisional menggunakan tangan. Awalnya saya masih semangat sih, toh dulu pernah saya lakukan walaupun dalam keadaan santai. Tapi apa yang terjadi tadi pemirsahhh, 45 menit yang pakai untuk memerah hanya menghasilkan sekitar 30-45 ml, yang biasanya dengan menggunakan pumping bisa menghasilkan 300-350 ml. Baru kali ini rasanya saya lelah yang teramat sangat, kepala pusing, badan lemas, dan terasa melayang haha, ini kali ya yang namanya mau pingsan hhihiii..

Hasil menggunakan tangan


Hasil menggunakan breastpump

Saya sebenernya nekad aja waktu itu, karna kalupun gak diperah payudara akan terasa membatu dan sakit. Kebetulan saya teratur dalam memerah, jadi ketika pada jam nya tidak saya perah maka makan ada banjir buatan alias rembes. Akhirnya kepikiran juga kenapa kemarin saya bisa sangat terasa lelah waktu memerah ASI, dan mungkin tips ini bisa ibu-ibu gunakan untuk mengurangi kelelahan ketika melakukan perah asi secara manual menggunakan tangan :

  1. Mental dan semangat adalah obat yang efektif mengurangi rasa lelah hehe. Tentu saja saya tidak bisa mengatakan bahwa memerah asi adalah kegiatan yang tidak melelahkan ya bu ibu, tapi demi membawa oleh-oleh untuk anak di rumah tentu bisa dijadikan semangat untuk memerah ASI.
  2. Membawa alat penampung ASI dengan mulut yang lebar, bisa jadi mangkok atau cup feeder. Yang digunakan untuk penampung sementara sebelum dimasukkan ke botol penyimpanan. Mengapa? karna mulut mangkok atau cup feeder yang lebar membuat ASI tertampung dengan baik. Kemarin saya tidak membawa alat tersebut, jadi hanya bermodalkan botol penyimpanan. ASI pun menjadi tumpah kemana-mana dan itu menambah tingkat kestresan saya.
  3. Posisikan duduk dengan posisi paling nyaman. Memerah menggunakan breastpump manual dan menggunakan tangan sama-sama membutuhkan posisi menunduk ke bawah, karena apa? karena kita butuh melihat pas atau enggaknya ASI mengalir ke tempat penampungan. Bisa menggunakan bantal untuk senderan, posisi sedikit menyender bisa sedikit meringankan kegiatan menunduk kita, sehingga kepala tidak terlalu pusing karena terlalu sering menunduk. Alhamdulilahnya kantor saya sangat pro ASI, jadi disediakan ruang laktasi yang bisa senderan-senderan manja haha.
  4. Mempelajari teknik memerah ASI, mempelajari teknik memerah ASI bisa menghasilkan aliran asi yang baik. Kalo saya, jelas masih butuh latihan banyak. Tapi ada loh teman group saya yang bisa menyimpan persediaan asi sebanyak 100 botol dengan memerah ASI menggunakan tangan. Jelas kan dia sudah terlatih dengan baik hehe. Teknik memerah ASI menggunakan tangan bisa kalian baca juga di link berikut ini https://duniasehat.net/2014/02/18/memerah-asi-dengan-tangan/
Sampai saat ini, kalau saya masih memilih memerah asi menggunakan breastpump. Karena selain breastpump yang saya gunakan cocok, memerah asi menggunakan breastpump lebih cepat dan tidak terlalu menghabiskan tenaga. Dengan breastpump saya bisa multitasking, dan sisa tenaga setelah bekerja bisa saya simpan untuk bermain bersama anak ketika di rumah. Tetapi bukan berarti memerah menggunakan tangan tidak lebih baik, banyak faktor - faktor yang membuat ibu-ibu memerah menggunakan tangan, misalnya karna tidak menemukan alat breastpum yang cocok (bentuk payudara setiap orang berbeda,jadi tidak bisa disamakan cocok atau tidaknya penggunaan dengan membandingkan dengan punya kita). Selain itu ringkas karna tidak repot membawa alat pumping dan memerah ASI menggunakan tangan juga lebih alami. Apapun pilihannya , memerah ASI memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menghasilkan ASI bagi anak-anak kita. Jadi tetap semangat ibu - ibu... *kiss


1 comments:

Persiapan Melahirkan dengan menggunakan BPJS

10.47 , 1 Comments

Ketika sudah mendekati waktu kelahiran bayi, tentunya biaya adalah hal wajib yang harus kita siapkan. Karena biaya yang akan keluar ketika melahirkan merupakan biaya tak terduga. Bisa jadi si ibu di prediksi lahiran dengan normal, tetapi ketika proses persalinan terjadi, ada hal- hal yang menyebabkan sang ibu terpaksa harus menjalani operasi secar. Dan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karna itu, penting bagi ibu dan anak memiliki jaminan kesehatan dalam persiapan melahirkan. 

Saya pribadi menggunakan jaminan kesehatan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), jaminan kesehatan ini dibayarkan oleh kantor tempat saya bekerja setiap bulannya. Melihat maraknya berita yang beredar selama ini terkait dengan sulitnya penggunaan BPJS, saya pun sempat merasa insecure. Tetapi jika saya pikirkan , untuk apa kantor membayar iuran jaminan kesehatan saya jika tidak saya gunakan. Dan selama ini ternyata saya memang tipis, saya gak tau apa apa tentang BPJS hiks....dan agar saya bisa menggunakan jaminan kesehatan BPJS secara maksimal, jadi saya harus mencari tahu bagaimana cara menggunakan jaminan kesehatan ini.

Setelah beberpa hari menjelajah google akhirnya saya mendapatkan titik terang dalam menggunakan BPJS untuk persalinan, selain itu sudah saya buktikan juga dengan melakukan survei ke rumah sakit yang saya pilih yaitu PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Beberapa hal yang menjadi perhatian saya selama survei adalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana cara mendaftar jika menggunakan Jaminan kesehatan BPJS? di rumah sakit ini , terdapat 2 loket pendaftaran dan 2 nomor antrian, jadi jika menggunakan BPJS pilihlah nomor antrian yang bertuliskan 'BPJS", jangan sampai sudah mengantri ternyata salah mengambil nomor.
  2. Apa saja berkas yang harus dibawa pada saat mendaftar? berkas lengkap untuk melakukan pendaftaran adalah sebagai berikut :
    • Fotocopy KK(kartu keluarga)
    • Fotocopy KTP
    • Fotocopy Surat rujukan Faskes(Fasilitas Kesehatan) tingkat I --> surat rujukan ini saya dapatkan 1 minggu sebelum saya melahirkan, untuk mendapatkan surat ini kita harus melakukan pemeriksaan di faskes tingkat I terlebih dahulu, jika faskes tingkat I tidak lengkap barulah kita akan di rujuk ke rumah sakit dengan tipe C. Di kasus saya, saya terindikasi gawat janin jadi saya bisa di rujuk ke rumah sakit tipe A atau B.
    • Fotocopy Kartu anggota BPJS.
  3. Apakah bisa menggunakan kelas di atas kelas yang tercantum di kartu anggota? Bisa, jika ingin naik kelas maka pasien akan menambah biaya sesuai dengan selisih biaya di kelas rawat. 
  4. Apakah biaya akan ditanggung semua oleh BPJS? untuk kasus persalinan saya kemarin, iya. Biaya ditanggung semua oleh BPJS jika tidak pindah kelas rawat.untuk biaya ini, sebaiknya kita menanyakan kepada bagian informasi BPJS di rumah sakit tersebut.

Setelah selesai survei, tentu sudah menjawab sebagian besar pertanyaan saya, pada hari yang sudah di tentukan saya pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter untuk terakhir kalinya sebelum menjalani Operasi SC keesokan harinya. Saya jelaskan juga ya tahap tahap yang saya lalui sebelum rawat inap.
  1. Setelah melakukan pendaftaran menggunakan BPJS, saya dipersilahkan menunggu untuk melakukan pemeriksaan dengan Dokter kandungan, hasilnya baik, baby saya diperkirakan memiliki berat sekitar 3,5 kg.
  2. Saya mendapatkan surat rujukan untuk rawat inap oleh dokter yang kemudian di antar ke bagian administrasi rawat inap,disana kami mengisi data pada umumnya, mengisi data pribadi, mengisi surat pernyataan sambil bagian administrasi rawat inap menelpon bagian kebersihan untuk menyiapkan ruangan inap saya.
  3. Saya menunggu cukup lama, selama menunggupun saya melakukan survei ke kamar yang akan saya tempati, ternyata ruang untuk persalinan terpisah dengan ruang perawatan umum hihihi, ya iyalah ya...
  4. Ruang rawat saya adalah ruang rawat kelas II, jadi 1 kamar terdiri dari 3 bangsal dan 1 kamar mandi.
  5. Setelah Semua pemberkasan selesai, saya sudah siap menempati ruangan tersebut, membereskan barang-barang bawaan dan bersiap untuk menjalani operasi besok pagi.
 Overall, semua berjalan dengan baik. fasilitas yang saya dapatkan pun sangat layak, perawatnya ramah, selalu siap sedia membantu saya baik sebelum persalinan maupun setelah persalinan. Biaya melahirkan saya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS. Lumayan banget kan biaya Operasi SC kelas rawat II  itu sekitar 8 jutaan bisa di gunakan untuk kebutuhan lainnya. Jadi saya hanya membayar biaya perawatan bayi sekitar 800an ribu karna bayi saya belum terdaftar di BPJS. Kalo gak salah,janin sudah bisa loh di daftarkan di BPJS dengan datang langsung ke kantor BPJS. dan akan berlaku setelah 14 hari kerja dari pembuatan BPJS. Intinya saya sangat puas dengan fasilitas yang saya terima dengan menggunakan jaminan kesehatan BPJS. Dengan mencari tau dan memahami alur penggunaan jaminan kesehatan ini tentunya akan mempermudah kita dalam mendapatkan fasilitas kesehatan yang seharusnya kita dapatkan. Terima kasih BPJS.

1 comments:

Anakku, Narendra Sabrang Pranadipa

20.46 1 Comments

Kamis,14 April 2016 yang lalu, pada pukul 9.40 telah lahir bayi laki laki kami dengan selamat melalui Operasi SC(Seksio Sesarea) dengan berat 3,470 kg dan panjang 48 cm di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Suara tangisnya terdengar merdu di sela sela rasa ngantuk yang saya rasakan. Walaupun saya hanya melihat sekilas ketika Dokter menyerahkan bayi kami pada bidan yang akan mengobservasi bayi dan tidak bisa melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan,tetap tidak mengurangi rasa bahagia saya kala itu.



“Nak, Setelah 38 minggu akhirnya kita bertemu juga". Setelah saya berada di ruang perawatan dan bayi udah di imunisasi,bayi saya mulai dipindahkan ke kamar saya. Yeyyyy for the first time liat wajahnya ya ampuunn,Cuma bisa senyum senyum aja. “ Gantengnyaaa kamu, nakkk” , Bibirnya merah, kulitnya putih dan yang jelas gak mirip saya hahhaa. Bener-bener gak ngira sekarang saya resmi menyandang gelar “Ibu” *Pakeselempang,

Anak ini, Sebenarnya sudah kami ketahui jenis kelaminnya sejak ia berusia 6 bulan di kandungan saya,tapi saya selalu percaya bahwa Tuhan lah penentu segalanya. Jadi walaupun JK janin kami adalah laki laki, tetap saja kami menyiapkan nama anak perempuan. Sebelum saya melahirkan kami sudah melewati proses perdebatan tentang nama anak kami ini. Walaupun papanya memang hanya berdebat tentang nama anak laki lakinya, tentang nama anak perempuannya sepertinya menjadi hak mutlak saya hahaha.

Narendra Sabrang Pranadipa, nama itulah yang akhirnya kami pilih menjadi nama anak lak- laki pertama kami. Dari dulu saya ingin menikah dengan orang jawa, khususnya jogya karna kebetulan keluarga besar saya berasal dari Yogyakarta, Alhamdulillah terkabulkan, dan dari dulu pula saya sangat menyukai nama - nama dalam bahasa sanskerta, dan tidak ada perdebatan tentang nama dalam bahasa sanskerta ini *Tosss. Narendra berarti anak laki laki yang memiliki kekuasaan, Sabrang berarti pindah, dan Pranadipa berarti Berani dan Setia. Disini kami berharap anak kami bisa menjadi laki laki yang memiliki kuasa, berani dan setia, yang bisa menerima perubahan dan bisa berpindah ke arah yang lebih baik.


Nak, we love u...

1 comments: