Bandung , kereta dan perjalanan dinas pertamaku, apa kabar kita hari itu?

13.06 0 Comments

2 April 2014, adalah perjalanan dinas pertama setelah bergabung di Gamatechno induk perusahaan PT Solusi Kampus Indonesia (bisa kunjungi website ecampuz di https://ecampuz.com/) sebagai application spesialist. Seneng banget sih karena dinas pertama itu ke bandung dan pertama kali juga naik pesawat dengan jenis ATR, itu lo pesawat yang pake baling baling terus kalo terbang gak tinggi tinggi banget. Perjalanan dinas kali ini ditemenin lead dan developer senior yang mana kita juga belum kenal banget, ya gimana mau kenal saat itu lead aja gak pernah ketemu sampe mau perjalanan dinas karena seringnya pergi dinas. Okee kegiatan dinas kami kala itu lancar- lancar aja, kita melakukan presentasi dengan baik dan saya mulai memhami jobdesk saya ketika nanti melakukan perjalanan dinas untuk client lainnya. Semangat untuk mempelajari hal baru dan tau  betapa menyenangkannya pekerjaan ini dapat menjadi pelipur rasa takut saya ketika menghadapi orang baru. Setelah urusan pekerjaan selesai, besok sorenya 4 April 2014 kami pulang menggunakan kereta api. Masih inget banget pas masuk ke kereta, senior dev ini tu nyeletuk, “kereta kok namanya m*labar”, coba nama lain apa kek gitu sambil ketawa ngeledek. Waktu itu kami cuma senyum senyum aja karena kalau gak kenal pasti mikir ini sendev orangnya serius banget, padahal lawak parah.Saat itu kami duduk di gerbong eksekutif 2, gerbong kedua dari gerbong paling depan.

Kereta mulai berjalan, suasana bandung yang sejuk, ditambah aroma senja dengan menawarkan rintik rintik gerimis dari jendela kereta. Magribpun berlalu sebelum tiba tiba ada lemparan batu dari arah luar yang membuat 1 gerbong heran, karena memang kami berada ditepi jurang, darimana asal batu yang tiba tiba terlempar ke jendela. Tapi setelahnya semua orang pun kembali beraktifitas masing-masing. Karena memang kita belum makan, jadi lead saya dan dev senior menawarkan saya agar bergantian untuk makan, karena saya belum terlalu lapar jadi saya pesan nasi goreng untuk dibawakan ke meja saya sementara saya menjaga barang barang . Mereka memesan makanan di gerbong resto kereta yang tepat dibelakang gerbong kami. Saya melanjutkan membaca buku sambil mengangkat kaki dan berselimut, , gak tau juga kenapa posisi bacanya harus seperti itu hehee. 10 menit berlalu, tiba tiba kereta melaju sangat kencang dan lampu mati, yang saya rasakan waktu itu adalah mungkin kayak gini ya kalo naik roller coaster hahaha karena jujur aja belom pernah wkwkwk. Saat itu cuma berdoa biar kereta segera berhenti, seeettttt tiba tiba kereta berhenti dan hening.

KA malabar anjlok di tasikmalaya - Page 3 | KASKUS

sumber : Evakuasi Kereta Api Malabar

Heran juga waktu itu g panik banget, langsung menyalakan lampu hp dan mengamankan semua tas lead dan sendev yang ad di kursinya, apa saat itu saya lebih cinta harta hahahaha. Karena isinya laptop dan barang berharga semua. Kereta mulai rusuh, banyak yg mulai mencari palu pemukul kaca, kami terkunci dalam 1 gerbong karena pintu kedua gerbong tertutup dan palu pemukulan seperti membal terkena kaca, kaca kereta seperti punya kekuatan anti pukulan hahaha, gak pecah gaiss. Karena waktu itu memang saya juga lagi wa sama sahabat saya yang juga 1 kantor, saya infokan kalo kereta kami kecelakaan, dan dia membalas, “tapi kamu gpp say, skrng udah jalan lagi keretanya?” saat itu saya cuma bingung balasnya gimana wkkwkwkwkw.

Kembali ke kondisi kereta saat itu , orang orang mulai panik, suara istigfar dan alunan Allahuakbar mulai terdengar. Saya menyorotkan cahaya lampu dari hp ke arah jendela, mulai terdengar ramai di luar, sepertinya sudah ada penumpang dari gerbong lain yang bisa keluar dari kereta. Tiba tiba ada yang berteriak dari luar, “munduur munduurr, kita dobrak kacanya” dengan kekuatan sepatu cater pillar  dan sebuah tongkat besi pegangan kereta berhasil meremukkan kaca dan mengeluarkan kami dari gerbong eksekutif tersebut, ya itulah kekuatan super si sendev selain coding tingkat dewa. Kita menepi ke arah tebing kurang lebih 3 meter dari kereta, sepatu sudah hilang, tinggal kaki menyentuh tanah liat. Suasana masih gaduh, bahkan beberapa bule yang memang duduk di area depan keluar dengan kepala berlumuran darah. Setelah agak aman, sang sendev masuk kembali ke kereta untuk mengambil barang yang tersisa, saat itu lead kami berteriak untuk segera keluar  dari kereta karena takut kereta akan bergerak dan tidak bisa dikendalikan. Alhadmulillah semua barang kami saat itu masih lengkap termasuk oleh-oleh yang kami bawa, kecuali sepasang sepatu baru yang saya beli di matahari saat diskon. Sayapun menggantinya dengan sepatu slip on yang kebetulan memang dibawa saat perjalanan dinas tersebut.

Kami kemudian langsung menghubungi keluarga masing-masing dan saya hanya bisa menginformasikan kepada orang tua bahwa kami kecelakaan kereta dan kami gpp. Tapi saat itu mungkin yang agak deg degan adalah karena lead kami sedang menunggu kelahiran anak pertama, dan sendev kebetulan sudah menikah, jadi mungkin mereka lebih merasa khawatir di kondisi yang kami alami tersebut. Setelah menghubungi masing-masing keluarga, lead berinisiatif agar kami segera mengungsi, saat itu ada 2 tempat pengungsiang yaitu rumah warga sekitar dan statsiun pemberhentian selanjutnya, tapi kami memilih untuk mengungsi ke rumah warga di sekitar tasikmalaya. Kami masuk kembali ke kereta gerbong ekonomi untuk menyebrang, melewati bukit dan lembah serta kebun ubi warga sekitar, sepatu terasa tebal oleh tanah liat, perjalanan pun hampir ternyata tidak dekat juga. Kalo bisa dibayangkan sekarang, untung waktu itu masih kurus dan muda, jadi masih kuat menempuh penjalanan dengan liku-likunya.

Kami pun sampai di pemukiman dan diberikan tempat seperti aula yang kosong. Sendev dan lead yang memang temen temennya udah banyak di kantor sibuk dihubungi teman-temannya, kalo aq cuma nunggu sahabatku yang tiba tiba udah gak muncul lagi di wa yang ternyata tertidur dan menggunakan mode sleep di hpnya wkwkwkww sampai saat inipun kami masih tertawa jika menceritakan kembali kejadian saat itu hihihi. Kami duduk di lantai sambil menunggu kabar untuk evakuasi, sampai tengah malam sudah banyak warga yang datang memberikan bantuan, sendev sudah ganti style seperti orang yang mau mendaki, pakai tas ransel dan celana pendek hehe, sementara lead masih menggunakan setelan parlente hanya dibumbui aksesoris tanah liat dibeberapa bagian. Disini sih ngerasa banget berada di tim yang tepat, karena ternyata selain bisa bekerja sama dibawah tekanan pekerjaan ternyata kami mampu bertahan dibawah tekanan keadaan aseeekk hehe, gak ada yg ngeluh dan gak ada yang menyalahkan, semua bahu membahu untuk bisa di evaluasi bersama, karena kami bertiga sepakat untuk melakukan evakuasi mandiri dengan tidak kembali ke bandung. Karena saat itu itu informasi yang didapatkan, penumpang akan kembali ke bandung dan akan diberangkatkan besok paginya menggunakan kereta kembali.

Kami berkoordinasi dengan tim evakuasi agar bisa dibawa ke jalan raya untuk naik bis umum, akhirnya dapatlah 1 ambulan dan kami bertiga naik di dalamnya menyusuri jalan yang hanya bisa dilewati 1 mobil dengan posisi jurang di sisi sisinya. Di dalam mobil kami bertemu relawan dan diperlihatkan kondisi gerbong kami dengan kondisi kursi besi yang telipat lipat, puji syukur kami semua selamat saat itu. Sampai di jalan raya kami menunggu bis lewat hingga berjam jam dan akhirnya kami diperbolehkan naik dengan syarat harus ada berita acara di kebumen, karena saat itu aturannya tidak boleh sembarangan mengangkut penumpang di jalan. Sampai dikebumen kami di foto dan kemudian kami makan untuk mengisi perut yang sudah lapar. Perjalanan dilanjutkan ke jogja dan kamipun sampai di terminal giwangan  pada pukul 7 pagi.

Kami memesan taksi, dan sempat terjadi suasana hening ketika bapak driver taksi menanyakan kami dari mana, kondisi saya seperti bocah petualang yang bawa koper, kondisi sendev seperti orang habis turun gunung, yang paling apik kondisi lead kami dengan kemeja jas dan sepatu pantoeflnya hehehe..dan ketika kami infokan kami dari bandung setelah kecelakaan kereta, bapakpun hanya bisa terdiam dan mungkin takut apakah benar yang beliau bawa ini adalah benar manusia hehe, kamipun larut dalam pikiran masing-masing. 7 tahun berlalu, tidak ada dokumentasi yang tersisa dari kisah tersebut selain foto kereta di internet. Cerita tersebut akan selalu membekas sebagai bagian dari perjalanan kami dalam bekerja dan saat ini kami masih berada di perusahaan yang sama, walaupun dengan status dan divisi yang berbeda.

 

0 comments: